26 January 2012

Satu Lagi Tahunku

Menyenangkan
Mendebarkan
Membosankan
Menyedihkan
dan tak terlupakan
berbagai rasa bercampuraduk di tahun lalu

Senang dan tidak, kurasakan dengan satu lagi tahunku
kadang ada waktu untukku memikirkan bagaimana agar tahunku tetap dan tidak berubah
karena komunitasku yang membuat duniaku berwarna
bisa memberikan warna cerah dan ceria
Namun tak jarang menorehkan warna mendung pekat di duniaku
itu membuatku ingin cepat dewasa dan menikmati hidup yang kata orang dewasa 'keras'

Banyak kepingan-kepingan yang berantakan di duniaku
membuat lupa setiap detil kejadian
tapi kepingan itu berarti untukku
setiap keping memiliki arti
dengan diriku sendiri, keluarga, teman, pengganggu hatiku
beribu ekpresi tekumpul menjadi satu porsi seperti gado-gado
WAW...
membuatku penasaran apa yang akan kulalui di tahunku yang lebih satu

25 January 2012

Tahun ke-16

Semakin tua umurku
semakin kukenali diriku aneh
manusia paling aneh
karena hanya aku yang tahu dalam pergumulan hati ini
semakin aku dewasa
semakin melihat rusakku

Kulalui limabelas tahun ini
aku seperti sedang melepaskan kulitku yang asing
setiap kulit yang terlepas menandakan aku telah memecahkan misteri topeng-topeng dalam diri
kubayangkan diriku sebagai manusia yang memiliki lapisan-lapisan kulit menyerupai alien abstrak

Sudah enambelas tahun ternyata
berarti sudah enambelas tahun lamanya kugali diriku
sedalam-dalamnya dengan kurasan tenaga tak terhitung

Namun aku belum selesai
aku perlu terus mengupas kulit-kulit itu dengan tuntas
sampai aku perlu berhenti
walau tidak mungkin

Yang ku cari.. kau tahu apa?
kenapa aku terus menggali.. kau tau mengapa?
aku butuh jawaban
yang menuntunku pada puncak solusi
untuk memperbaiki yang telah terpecahkan

Aku berharap di tahun-tahun ke depan jawaban itu datang padaku
dan aku siap dituntun olehnya

16 January 2012

Fatal

Bodoh betul
salah sedikit kata, maka akan berbeda makna
salah makna, orang akan menerima dengan berbeda persepsi
'trust' sudah hilang
dan akan sulit tumbuh
karena akarnya sudah tercabut dari tanah
sisa-sisa akar yang dicabut masih tertinggal dan membekas di tanah dalam
masa itu kariermu jatuh

saat bertinggi hati, tidak ada yang ingat akan hal itu
rasa segala pengetahuan miliknya saja
saat sudah melakukan kelalaian
kertas sudah menjadi abu yang terbawa angin
tersebar cepat ke seluruh penjuru kota
kata-kata itu akan terus menempel di dalam masyarakat
tidak ada yang tahu kapan akan pudar dan hilang
mungkin tidak akan pernah

menjadi pengalamanku
mungkin
aku perlu lebih berhati-hati lagi dalam permainan kata

Dewi Lestari

Penyihir yang dapat dengan mudahnya mengutuk kata-kata menjadi paragraf yang hidup dan ajaib. Setiap membuka halaman baru, seperti masuk ke dalam kehidupan buku itu. Selalu baru dan tidak terprediksi. Ia menghantar kita pada sesuatu yang misteri dengan sastra yang indah dan anggun. Kekuatan misteri itu dan penghidupan tulisannya membuat kita membaca paragraf per paragraf seperti berganti kalimat saja, halaman per halaman seperti hanya berganti paragraf. Bahasa yang sederhana untuk anak remaja, tetapi menuntut pengertian. Sederhana bukan berarti ga ngena bagi kalangan pembaca.

Gue sangat kagum sama dia setelah baca 2 bukunya yang berjudul Madre, lalu buku keduanya yang gue baca adalah Filosofi Kopi.

Kumpulan cerpen berjudul Madre itu diambil dari judul cerita utamanya, cerpen yang paling gue suka. Sayang itu cuman cerpen bukan novel. Rasanya itu pertama kali gue baca tanpa bosen membuka halaman-halaman berikutnya. Kata-katanya sangat pas. Madre di dalam cerita itu biang adonan roti yang udah puluhan tahun. Mbak dewi ini bisa mendeskripsikan harumnya roti itu sampai-sampai membuat kita ngiler ingin mencicipi roti itu, membuat kita kembali lapar walaupun sudah makan kenyang. Bagaimana ia menceritakan fisik luar roti dan kelembutan serta kerenyahan sebuah roti dengan menawan dan menggoda nafsu, sangat berseni. Namun, jujur untuk cerpen yang lain agak bingung buat gue. Tetapi overall, gue adore sama dia!

Di dalam buku Filosofi Kopi ada beberapa prosa yang gue suka, Salju Gurun dan Kuda Liar. Sama kaya pas baca Madre, ga semua bagian cerita yang dia karang gue mengerti. Namun, ada juga yang bikin gue sadar akan sesuatu.

Kutipan tentang sikat gigi yang ga pernah gue pikirin selama ini
"Waktu saya menyikat gigi, saya tidak mendengar apa-apa selain bunyi sikat. Dunia saya mendadak sempit... cuman gigi, busa, dan sikat. Tidak ada ruang untuk yang lain. Hitungan detik, Tio, tapi berarti banyak"

Ada nih kutipan dari Dee yang romatististis (menurut gue)
"Kalau saja hidup tidak ber-evolusi, kalau saja sebuah momen dapat selamanya menjadi fosil tanpa terganggu, kalau saja kekuatan kosmik mampu stagnan satu titik, maka... Tanpa ragu kamu akan memilih satu detik bersamanya untuk diabadikan. Cukup satu."
Cici gue bilang 'sastra itu adalah bahasa yang hanya dapat dimengerti sepenuhnya oleh si penulis'. Gue setuju banget. Gue bisa rasain di tulisan Dee, gue cuman bisa mereka-reka maksudnya tanpa tau kepastiannya. Mungkin sekarang atau nanti gue ga ngerti. Mungkin untuk selamanya itu menjadi rahasia kehidupan gue. Dan mungkin juga gue bisa mengerti dengan penuh setelah bertemu dengan Dee tatap muka. Nobody knows. 

Pengen banget bisa jadi kayak dia. Tulisannya dalam dengan gaya penulisan yang unik di setiap cerita pendeknya. Dia punya pikiran yang ga dipunyain orang lain. Bisa memandang sesuatu dari sudut yang ga disangka-sangka, bahkan yang ga masuk akal. Pintar.

Kalau kalian tertarik untuk tau lebih jauh soal kekuatan sihirnya itu
Coba aja baca bukunya atau baca blognya.
Selamat membaca!

12 January 2012

Takut

Pernah kau merasakan perasaan hatiku ini?
Jantung berdetak lebih cepat karena cemas
Bukan jatuh cinta
Bukan sedang senang
Kau sedang dalam kondisi yang tidak memungkinkanmu untuk kabur
Tidak mengijinkanmu selangkah saja usaha untuk terselamatkan
Ketakutan itu yang menahanmu bak kantong semar melahap belalang malang

Tidak ada yang bisa mengertimu
Ketakutanmu yang mengertimu
Membuat semakin runyam
Mereka semakin mengebu-gebu di hati

Takut bukan untuk sekarang
Untuk ke depan yang menyeramkan
Aku melihatnya
Aku tahu akan sulit dan menyakitkan
Aku takut dan tidak bisa berbuat
Ketakutan terngeri

01 January 2012

Hey 2012!

Rasanya baru kemarin tahun baru yang kulalui dengan sepupuku, Reynard, di Semarang, Jawa Tengah. Sekarang sudah terdengar samar suara kembang api yang bersahut-sahutan. Walau awan mendung menutupi hampir seluruh Jakarta (mungkin), tidak menutupi senyum-senyum polos anak kecil serta keluarga mereka menyambut tahun baru.

Hey 2012
Kenapa begitu cepat kau datang?
Belum sempatku buat pesta menyambut mu datang ke dalam hidupku dan teman-teman

Hey 2012
Beritahu aku segera apa yang akan terjadi Desember nanti
Apa yang akan aku sesali karena membuang-buang bagian tubuhmu

Hey Hey Kau
Selamat Datang
Semoga kau bisa terbiasa dengan kehidupan kami


Dan kau, 2011
Terima kasih
Kau mengisi hidupmu dengan begitu indah dan menakjubkan
Hidupku bersama keluarga, teman, dan tentu Tuhan
Yang pasti Tuhan yang membuatnya tertata dan tersusun
Terima kasih telah menjalankan misimu dengan baik
Sampai jumpa

Hey 2011
Tidak akan kubiarkan kau lepas dari memoar pikiranku
Akan kutempel kau melekat dengan lem paling rekat
Supaya senantiasa bersamaku sampai ku bernostalgia
Menceritakan kisahku pada anak cucuku
Begitu juga kau, 2012

Untuk kedua kalinya kukatakan
Selamat Datang 2012!