26 February 2012

"Aku Belanja, Maka Aku Ada"

Aku 'ada' dan aku 'berada' berbeda. Apa yang membuat berbeda?
Berada itu ada secara khusus dan unik.

Salah satu cara menyatakan keberadaan diri adalah 'Fashion'.
Sebagai orang Kristen, fashion untuk menarik simpati orang melihat kekristenan.

Aku gaya, maka aku ada. Penyelewengannya adalah orang harus selalu bergaya.
Dampaknya:
Shopping sekarang bukan untuk pemenuhan kebutuhan, tetapi untuk pencitraan.
Shopping untuk pemenuhan jiwa yang kosong dan menutupi tubuh dengan pencitraan.

Paradigma Shopping: makin kosong jiwa, makin ingin mengisi diri dengan sesuatu di luar Tuhan.

Belanja menjadi distraction yang membuat addict, bukan pelengkap.

Dengan suatu benda, manusia meninggikan diri --> Paradigma kuasa
Mengapa begitu? Karena dengan benda tersebut, manusia punya dunia baru dan persekutuannya sendiri. Semakin banyak persekutuan itu, semakin merasa diri paling berkuasa dan lebih tinggi dari yang lain.
Naluri untuk berkuasa dimiliki setiap manusia sejak masih kecil.
1 Korintus 1:5
Sebab di dalam Dia kamu telah menjadi kaya dalam segala hal: dalam segala macam perkataan, dan segala macam pengetahuan.
 Jika sadar Tuhan memenuhi kita, kita akan berbelanja dengan bijaksana.

Seminar Remaja GRII Kemayoran oleh Pdt. Ivan Kristiono

19 February 2012

Terasa Kurang Sesuatu

Rasanya sulit sekali bagi pemudi malas seperti saya untuk memulai kembali hobi saya yang telah jauh terkubur di dalam rumah saya. Terlalu banyak yang perlu saya kerjakan dan pikirkan. Bagaimana tidak, tugas saya menumpuk di hari sekolah. Sudah sebulan lebih jika dihitung dari terakhir saya meng-klik 'publish post' di netbook biru ini. Namun, kali ini saya memberanikan diri untuk mencoba meng-klik nya setelah sekian lama ini.

Dan telah lewat tanggal 14 Februari... Hari kasih sayang itu.
Aku anggap itu sekadar simbol. Toh, cinta sesungguhnya tidak berhenti bergelora setelah tanggal 14 Februari, kan?
Tetapi kadang suatu momen tertentu mengingatkan kita pada sesuatu yang sudah tidak lagi kau punya, yang sudah hilang. Dan momen itu menyadarkan bahwa kamu kurang tanpa sesuatu itu.
aku pernah mengalaminya. Aku rasa aku kehilangan sahabat.

Saat itu, saya mendapat pesan singkat dari seorang sahabat, mungkin yang terbaik. Isinya sederhana, hanya ucapan 'Happy valentine's day'. Pesan singkat itu mengingatkanku pada seorang sahabatku, yang satu lagi. Anak perempuan ASLI Indonesia yang sudah tidak lagi bocah dengan rambut hitam panjang terurai bebas. Ia teman baikku semasa kami bocah. Ketika aku ingat dia, sedih memenuhi pikiranku. Karena dia sudah tidak lagi dapat kugenggam dalam duniaku. Ia sudah lama kabur dari duniaku.

Dulu kami tak terpisahkan. Dimana ada aku, ada dia. Dimana dia ada, ada aku. Banyak orang mengira kami kembar. Pernah satu kali aku bertengkar dengannya untuk hal sepele yang sudah memudar di memoriku, tetapi kami berbaikan kembali. Aku juga tak ingat bagaimana kami bisa kembali berteman dan semakin intens. Itu adalah pertengkaran pertama dan terakhir. Sisanya adalah gelak tawa, serta keceriaan yang selalu muncul setiap waktu bersama.  Aku ingat saat itu. Sayang, aku tidak ingat rasanya.

Sekarang...
Hubungan kami bagai langit dan bumi. Mungkin hiperbola. Aku hanya mengumpamakannya saja. Bukan status sosial yang menjadi masalah, tapi sifat yang memisahkan kami. Aku hidup penuh ego. Dia hidup penuh 'cuek'.  Makin lama aku menyadari kami makin jauh dan tidak nyambung. Ada celah. Seperti langit dan bumi tidak? Aku rasa begitu.

Aku lelah memaksakan sifat kita yang totally different. Kata orang, dengan perbedaan hubungan antarpribadi akan saling melengkapi. Aku setuju, akan tetapi tidak selalu begitu. Kamu terlalu santai. Aku tidak bisa seperti kamu. Kamu harusnya tahu sifat anehku. Terlalu sering aku yang aktif dalam pertemanan ini. Apa cuman aku yang peduli dengan pertemanan ini? Kamu tidak? Kamu mungkin berada di tempat yang relatif dekat, tetapi hati yang jauh di sana. Aku sudah lelah dan malas mencarikannya untukmu. Hatimu biarkan kamu sendiri yang mencari dan memberikan pada orang yang benar-benar kau kasihi.

Andai dia menyadarinya
Untuk kamu, sahabat yang pernah mengisi memori indah di dalam lembaran hidupku. Aku sembunyikan namanya. Biar tetap menjadi misteri.

Dan pesanku untuk kalian
Jika kalian memiliki teman spesial, jangan pernah lupa pada apa yang telah kalian lakukan bersama. Jangan lupa dengan tali yang telah kalian simpul sampai begitu panjang. Jangan melupakan itu dengan mudah.