Gue kira hidup anak SMA cuman gitu-gitu aja. Ya di rumah, hang-out, nonton bareng, sekolah, main, dan kembali ke rumah, dan akan terus seperti itu. Gue kira hidup anak SMA bakal ya gini dan ga akan lebih dari ini. Menyenangkan, tapi flat.
Ternyata mereka punya dimensi yang lain, yang baru gue sadari sekarang. Mereka punya cara sendiri untuk mewarnai kehidupan. Ada yang penuh dengan bulu babi, tajam-tajam, penuh bahaya, tetapi katanya sih menantang. Ada juga yang penuh dengan kapas, yang empuk dan memanjakan. Banyak sekali jenisnya.
Dunia gue itu kecil banget. Kalau dihiperbolakan tuh, kaya gumbalan debu di galaksi bima sakti. Itulah luasnya dunia, bahkan lebih lagi.
Di sini tempatku merebahkan raga dan membangunkan jiwa. Kalau ada senggang, mari minum teh dan makan kudapan sore bersama.
27 February 2013
Untuk Kak Christo
Sabtu dan menganggur. Gue ga kenal dia siapa. Sama sekali. Tapi terus gue ngeliat ada seseorang yang gue tahu di UI nge-ReTweet sesuatu yang aneh. Kira-kira dia omong gini "gue terharu baca ini. Cepet sembuh ya, To! (terus ada linknya gitu)" Muncul radar stalker gue tiba-tiba. Lalu, gue buka link tersebut. Link itu mengantar gue ke sebuah perjalanan kisah yang mengharukan.
Ia adalah mahasiswa UI yang mengalami kejadian naas saat perjalanan menuju kampus. Itu bulan Desember, dan sekarang masih dalam proses penyembuhan, karena emang kecelakaan itu berakibat fatal buat fisiknya Kak Christo. Untungnya cepat ditangani dokter. Sampai sekarang sih berita yang gue baca dari blog, dia sudah baik-baik. Kalau mau tahu lebih jelas, coba deh baca ini, Teorema pagi namanya. Dan ini pesan-pesan dari teman-temannya kak Christo yang pernah bosan kasih dukungan buatnya di rumah sakit. Ada beberapa memo yang bikin mata gue berkaca-kaca. Beneran berkaca-kaca. Antara benar-benar tersentuh jadi berkaca-kaca, atau karena terbawa suasana, entahlah yang mana.
Sesuatu yang gue tangkap dari bacaan di dalam blog itu adalah ketulusan hati seorang teman. Gue terharu ngeliat temen-temen Kak Christo yang berusaha keras buat bantu biaya pengobatannya, yang gue yakin ga kecil. Bayangin aja Ka Christo perlu operasi buat tempurung kepalanya, dan nanti untuk tulang belikatnya yang patah. Yang pasti itu butuh biaya yang besar. Temen-temen Kak Christo ga habis akal buat bantuin Kak Christo. Mulai dari jual buku berisi puisi dan tulisannya Kak Christo, mug, tas ramah lingkungan, sampai buat acara musik gitu. Gue yakin itu bukan pekerjaan yang mudah. Namun, gue rasa setiap tetesan keringat yang mereka keluarkan, air mata yang telah tercucur dan kata-kata semangat yang tidak pernah berhenti keluar dari mulut mereka demi untuk kepulihan teman mereka. Keren banget ga sih? Ini gue kira baru yang namanya pertemanan sejati.
Gue mau beli buku itu dan juga menulis soal Kak Christo karena gue ngeliat kerja keras temen-temen Kak Christo yang ga main-main. Gue ngehargain banget :)
Good job kakak-kakak!
Dan cepet sembuh ya, Kak Christo! Walaupun gue ga kenal dan ga tau elu. Gue tau bahwa lu dikelilingin sama temen-temen yang baik dan super care sama elu. Kalo lu udah sembuh sepenuhnya, keliatannya lu perlu peluk temen lu satu-satu, kak. Semangat ya!
Ia adalah mahasiswa UI yang mengalami kejadian naas saat perjalanan menuju kampus. Itu bulan Desember, dan sekarang masih dalam proses penyembuhan, karena emang kecelakaan itu berakibat fatal buat fisiknya Kak Christo. Untungnya cepat ditangani dokter. Sampai sekarang sih berita yang gue baca dari blog, dia sudah baik-baik. Kalau mau tahu lebih jelas, coba deh baca ini, Teorema pagi namanya. Dan ini pesan-pesan dari teman-temannya kak Christo yang pernah bosan kasih dukungan buatnya di rumah sakit. Ada beberapa memo yang bikin mata gue berkaca-kaca. Beneran berkaca-kaca. Antara benar-benar tersentuh jadi berkaca-kaca, atau karena terbawa suasana, entahlah yang mana.
Sesuatu yang gue tangkap dari bacaan di dalam blog itu adalah ketulusan hati seorang teman. Gue terharu ngeliat temen-temen Kak Christo yang berusaha keras buat bantu biaya pengobatannya, yang gue yakin ga kecil. Bayangin aja Ka Christo perlu operasi buat tempurung kepalanya, dan nanti untuk tulang belikatnya yang patah. Yang pasti itu butuh biaya yang besar. Temen-temen Kak Christo ga habis akal buat bantuin Kak Christo. Mulai dari jual buku berisi puisi dan tulisannya Kak Christo, mug, tas ramah lingkungan, sampai buat acara musik gitu. Gue yakin itu bukan pekerjaan yang mudah. Namun, gue rasa setiap tetesan keringat yang mereka keluarkan, air mata yang telah tercucur dan kata-kata semangat yang tidak pernah berhenti keluar dari mulut mereka demi untuk kepulihan teman mereka. Keren banget ga sih? Ini gue kira baru yang namanya pertemanan sejati.
Gue mau beli buku itu dan juga menulis soal Kak Christo karena gue ngeliat kerja keras temen-temen Kak Christo yang ga main-main. Gue ngehargain banget :)
Good job kakak-kakak!
Dan cepet sembuh ya, Kak Christo! Walaupun gue ga kenal dan ga tau elu. Gue tau bahwa lu dikelilingin sama temen-temen yang baik dan super care sama elu. Kalo lu udah sembuh sepenuhnya, keliatannya lu perlu peluk temen lu satu-satu, kak. Semangat ya!
Subscribe to:
Posts (Atom)