26 February 2012

"Aku Belanja, Maka Aku Ada"

Aku 'ada' dan aku 'berada' berbeda. Apa yang membuat berbeda?
Berada itu ada secara khusus dan unik.

Salah satu cara menyatakan keberadaan diri adalah 'Fashion'.
Sebagai orang Kristen, fashion untuk menarik simpati orang melihat kekristenan.

Aku gaya, maka aku ada. Penyelewengannya adalah orang harus selalu bergaya.
Dampaknya:
Shopping sekarang bukan untuk pemenuhan kebutuhan, tetapi untuk pencitraan.
Shopping untuk pemenuhan jiwa yang kosong dan menutupi tubuh dengan pencitraan.

Paradigma Shopping: makin kosong jiwa, makin ingin mengisi diri dengan sesuatu di luar Tuhan.

Belanja menjadi distraction yang membuat addict, bukan pelengkap.

Dengan suatu benda, manusia meninggikan diri --> Paradigma kuasa
Mengapa begitu? Karena dengan benda tersebut, manusia punya dunia baru dan persekutuannya sendiri. Semakin banyak persekutuan itu, semakin merasa diri paling berkuasa dan lebih tinggi dari yang lain.
Naluri untuk berkuasa dimiliki setiap manusia sejak masih kecil.
1 Korintus 1:5
Sebab di dalam Dia kamu telah menjadi kaya dalam segala hal: dalam segala macam perkataan, dan segala macam pengetahuan.
 Jika sadar Tuhan memenuhi kita, kita akan berbelanja dengan bijaksana.

Seminar Remaja GRII Kemayoran oleh Pdt. Ivan Kristiono

No comments:

Post a Comment