Weits biar ngerti kesinambungan antara judul dan kalimat 'melakukan sesuatu lebih dari ekspektasi', mari membaca tulisan berikut ini. Jika kita melakukan sesuatu yang lebih dari apa yang diperintahkan, suatu saatnya nanti kita akan menuai hasilnya. Kita akan diberi lebih oleh seseorang karena telah memberikan yang paling baik dalam melakukan segala sesuatu. Mungkin, pemberian itu berupa respect dari orang lain, nilai tambah pada diri, dan lain sebagainya.
Mbak saya tidak mengharapkan pujian atau kenaikan gaji saat melakukan hal tersebut. Itu keyakinan saya. Dan hal tersebut membuat saya lebih lagi menganggap keberadaannya daripada pekerja yang bekerja di rumah saya terdahulu, karena ia patut menerimanya.
Saya akan mulai bercerita soal pembantu rumah tangga di rumah saya. Dia seorang pembantu part-time, kerennya disebut begitu karena memang hanya bekerja dari jam 5 pagi sampai jam 9an. Bisa dong dibilang part-time job?
Awalnya, saya merasa bahwa ia sama seperti pekerja yang lain, yang hanya bekerja jika disuruh saja. Namun, terlihat perbedaannya setelah beberapa bulan ia bekerja. Mama bilang tanpa disuruh, mbak saya ini sudah langsung mencuci setiap gelas yang terlihat di meja makan. Kadang gregetan sih, tetapi itu menurut saya menandakan keuletan yang berlebihan pada seorang pekerja rumah tangga.
Lalu, yang tidak disangka-sangka juga, ia membersihkan pegangan tangga, padahal biasanya selalu kotor dan diabaikan. Mbak saya bersihkan sampai mengkilat. Juga, rak pakaian saya yang amburadul karena tidak pernah saya tata, dirapikan sendiri tanpa ada perintah dari atasannya.
Yang saya tulis di atas memang hal yang seujung jari. Tetapi tidak tahu kenapa, saya menjadi begitu menghormati dia walau statusnya sebagai pekerja rumah tangga. Saya memang tidak memberikan reward berupa piagam ataupun piala untuknya, tetapi saya memberikan rasa hormat dan kagum padanya lewat bagaimana saya berbicara padanya dan tindakan saya terhadap dia. Walaupun, kata sebagian orang, pembantu adalah pekerjaan yang rendah.
Lalu, yang tidak disangka-sangka juga, ia membersihkan pegangan tangga, padahal biasanya selalu kotor dan diabaikan. Mbak saya bersihkan sampai mengkilat. Juga, rak pakaian saya yang amburadul karena tidak pernah saya tata, dirapikan sendiri tanpa ada perintah dari atasannya.
Yang saya tulis di atas memang hal yang seujung jari. Tetapi tidak tahu kenapa, saya menjadi begitu menghormati dia walau statusnya sebagai pekerja rumah tangga. Saya memang tidak memberikan reward berupa piagam ataupun piala untuknya, tetapi saya memberikan rasa hormat dan kagum padanya lewat bagaimana saya berbicara padanya dan tindakan saya terhadap dia. Walaupun, kata sebagian orang, pembantu adalah pekerjaan yang rendah.
Mbak saya tidak mengharapkan pujian atau kenaikan gaji saat melakukan hal tersebut. Itu keyakinan saya. Dan hal tersebut membuat saya lebih lagi menganggap keberadaannya daripada pekerja yang bekerja di rumah saya terdahulu, karena ia patut menerimanya.