Teman-temanku lucu. Mereka bak tim sukses bapak mantan walikota Solo yang sukses itu, Pak Jokowi. Ada saja saat untuk membicarakan pidato calon gubernur. Bapak berperawakan kurus, tetapi ramah dan kalem itu. Bahkan hampir setiap guru yang masuk ke dalam kelasku, 11 SOS, 'dipaksa' dengan lembut untuk memilih calon gubernur favorit mereka itu.
Sungguh lucu. Padahal hanya dua temanku yang sudah bisa mencoblos. Sebenarnya ada tiga, tapi yang satu ini tidak legal. Jadi aku tidak tahu juga dia bisa ikut berpartisipasi atau tidak. Mereka, tepatnya salah seorang dari mereka (kupikir), telah mempengaruhi aku dan teman sekelas. Kami sudah disihir.
Serasa aku sudah saatnya untuk mencoblos saja. Terus dijejalkan semua kelemahan dari lawan idola teman-temanku.
Para pahlawan '45 terus menyuarakan kemerdekaan. Kalau kelasku, mereka juga dengan semangat '45 menyuarakan motto 'Jakarta Baru' milik Pak Jokowi - Basuki, lengkap dengan dialog dan kronologi adegan dalam final cagub di suatu siaran tv swasta. Mereka menghapal setiap dialog dengan fasih dan sangat baik, seperti sedang menunggu detik-detik ulangan harian di sekolah. Lebih fasih daripada mereka menghapal rumus matematika yang menjadi bahan ulanganku.
Saat ini sepertinya 'semua' anak sibuk mengkampanyekan idola mereka. Mulai dari anak SMP sampai anak SMA. Bukan cuma kelasku saja loh. Tumben. Jarang terjadi hal seperti ini. Mungkin dulu juga aku tidak pernah memperhatikan karena masih bocah. Tapi kurasa kali ini beda. Tidak seperti pilkada lainnya.
Ada semangat, juga pengharapan akan masa depan kota Jakarta ini.
Tinggal beberapa saat lagi, mereka akan tersenyum lebar atau kecewa setengah mati. Aku juga berharap sih mereka akan tersenyum lebar sambil memamerkan gigi-gigi mereka sampai kering. Sangat malah.
No comments:
Post a Comment