15 October 2015

Mengupas Jiwa

Banyak bicara dengan diri sendiri. Membuatku memasuki tubuhku lebih dalam. Dalam. Hanya ada aku sendiri di ruangan kecil ini. Tidak ada siapa-siapa. Tidak ada mama yang mengangguku untuk membantu membereskan rumah. Tidak ada papa yang bertanya tentang masalah ponsel canggihnya. Tidak juga cici yang menonton film dengan volume tinggi di kamar.

Di sini. Aku sendiri.

Aku jadi lebih mengenal siapa aku. Apa yang sebenarnya tidak kusukai. Dan apa yang sebenarnya selalu kuhindari.

Di sini. Aku menemukan potongan-potongan diriku. Aku mulai menyusun. Mereka-reka yang mana potongan diriku yang benar dan cocok disandingkan dengan potongan yang sudah ada.

Tuhan, bantu aku. Bantu aku menemukan diriku. Yang telanjang. Yang tidak ditutupi oleh segala kemunafikan manusia.

1 comment:

  1. Hidup ini memang merupakan monolog manusia dalam suatu panggung besar; panggung kehidupan. Dengan bermonolog; kamu lebih banyak bicara sekaligus banyak mendengar; mendengarkan dirimu sendiri. Tulisanmu menarik; menarik bagi saya karena kamu tidak melupakan peranan sang absolut dalam mencari dirimu. Mari berkorespondensi; jika kamu tertarik. Selamat mencari kepingan dirimu; selamat bereksistensi.

    ReplyDelete