08 June 2016

Catatan Seorang Prokrastinator

Hello. Happy to be back! Bagaimana kabar kalian? Bagaimana kondisi tubuh kalian setelah seminggu atau dua minggu dicekik oleh UAS? Masih waras?
Kalau aku setengah sehat. Alasanku menulis pada hari ini karena otakku mau kudinginkan dulu setelah mengalami pertempuran hebat dengan waktu. Aku pikir mengunjungi blogku yang usang ini cara yang menyenangkan untuk bersantai.

Mari kita beralih pada judul postingan ini. Terdengar familiar, ya? Aku teringat Soe Hok Gie dalam bukunya, Catatan Seorang Demonstran. Buku itu menceritakan hari demi hari yang ia lalui selama memperjuangkan kebenaran. Kalau judul postingan ini? Catatan seorang prokrastinator berisi perjuangan seorang prokrastinator selama dua minggu untuk mengakhiri semesternya dengan tenang (kata terakhir adalah dusta).

Siapa dia? Kamu tahu jawabannya. Aku tidak bermaksud memberi label pada diri, namun itu apa adanya aku. Paling tidak sampai detik tadi.

Sekarang aku terbiasa dengan jenis paragraf rata kanan-kiri, jenis huruf Times New Roman, ukuran 12, dengan spasi 1,5. Lalu, urusannya apa? Tidak ada.

Sampai detik tadi, aku hanya berkata dalam hati,"Gila. Gila. Gila.", sambil menggelengkan kepalaku dan senyum tidak mengenakan. Aku heran kenapa aku begitu menikmati statusku sebagai seorang prokrastinator. Aku mencoba berpikir sejenak. Sebentar saja dan tidak buru-buru. Aku sudah lelah berpikir terlalu cepat selama proses pengerjaan makalahku. Sungguh menguras seluruh tenaga. Kalau saja, tenaga-tenaga ahli dalam otakku boleh memilih otak mana yang mereka mau jadikan tempat kerja, sepertinya akan jarang tenaga ahli yang mau menetap di kantorku. Mereka akan pergi perlahan-lahan karena tahu bagaimana besar amarahku kalau aku mendapati mereka pindah ke otak orang lain! Apalagi di saat aku sangat sedang membutuhkan mereka.

Aku menemukan satu poin. Aku senang dengan adrealin mengumpulkan tugas di detik-detik terakhir atau menit-menit selanjutnya dan saat tahu bahwa tugasku masih diterima. Rasanya aku ingin sekali menceritakannya ke seluruh pelosok kampus dan berkata, "Aku bisa mengerjakan ini hanya dalam hitungan jam!" Rasanya aku pantas mendapatkan piagram sebagai orang terhormat dan orang keren(kalimat ini mengandung hiperbola tinggi). Aku seperti sedang bermain dengan waktu. Dan tebak siapa pemenangnya?

Kamu pasti pikir aku setengah miring? Ya, aku mulai ragu dengan kewarasanku. Jadi, mari kita lanjutan supaya dapat mengambil kesimpulan bersama.

Sebenarnya menjadi prokrastinator bukanlah pilihan yang benar-benar kupilih. Ini adalah pilihan yang kuambil secara tidak sadar saat aku tahu bahwa waktu berjalan begitu cepat dan belum ada satu pun tugas yang rampung. Akhirnya, memang jadi pilihan yang paling nikmat untuk kuambil saat itu karena aku bingung harus memulai darimana (alasan macam apa ini). Aku terlalu asik dengan kebingungan itu dan lupa untuk membuat tugas-tugas itu. Hapus kata "lupa" itu dan ganti dengan "tidak".

Aku mencoba menghalalkan cara ini, seperti teman-temanku. Aku menganti layar komputerku dengan ini. Hasilnya?

Coba liat baik-baik apa yang ada di dalam layar komputerku

Gagal. Hanya bekerja selama 2 hari sampai 4 hari saja. Kurasa gambar-gambar ini harus selalu kuperbaharui setiap kali aku bosan, ya? Mungkin satu hari lima kali. Lalu, kapan aku mengerjakan tugas, dong? Hehe.

Kupikir ada hal yang selalu berhasil membuatku jadi prokrastinator. Padahal di awal semester sudah membuat sumpah palapa ala Gajah Mada bahwa tidak ingin mengulangi kebodohan yang lalu. Namun, tidak akan kupungkiri kerja otakku menjadi jauh lebih efisien jika berada di situasi genting. Aku tidak berani membuka situs-situs yang lain selain search engine untuk mencari bahan data (tentu tidak dari situs blog karena validitas data tersebut rendah). Tidak ada musik. Hanya ada hawa ketegangan dan mistis. Aku berharap segala gejala kepanikan yang kurasakan tidak mengurangi umur hidupku. Jantungku berdegup keras setiap kali aku melihat jam yang menunjukkan satu jam lagi batas waktu pengumpulan tugas. Dapat kamu bayangkan kalau setiap mengerjakan ujian take home dan tugas aku harus melewati workout jantung ini, seberapa besar otot jantungku karena sifat menundaku ini. 

Satu hal yang tidak kusukai adalah ketika aku membela diriku dengan berkata, "Namanya juga anak mahasiswa. Wajar." Saran yang sangat tidak konstruktif dan tidak solutif! Ini hanya membuat orang tipeku membuat alasan-alasan yang bertele-tele dan menyerah di ujung jalan.

Jangan seperti ini, ya?

Aku pernah belajar filsafat. Aku lupa siapa dia dan tidak perlu lah kita melulu mementingkan nama tokoh besar karena dia akan selalu dikenang dunia. Dia berkata, "Setiap detik kita adalah manusia yang baru sama seperti saat kita menginjakkan kaki ke aliran sungai. Aliran tersebut tidak pernah sama tiap detik"

Selalu ada peluang untuk berubah, bukan?

Selamat liburan! Jangan lupa membaca buku, ya! Buku dapat membuatmu sedikit pintar dan tidak begitu kaget saat masuk kuliah dan mendaati banyak bahan bacaan yang perlu dibaca.

5 comments:

  1. Heraklitos itu filsuf yg blg ttg sungai2 itu.. Ga bakal pernah kita menginjakkan kaki di sungai yg sama

    Btw, sharingnya mantep jg.. Ditambah lg ya motivasinya di semester depan, haha.. Jgn kelamaan ganti-ganti wallpaper

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehehehe lumayan lah ya apa yang diajarin Pak Yadi atau Pak Ivan ada yang nyantol dikit. malu udh 6 tahun dididik :P

      Delete
  2. hello, J! It is nice to read your post again in this ruang tamu. :) Same comment as above, yes, it is Heraclitus.

    "On those stepping into rivers staying the same other and other waters flow." - Heraclitus.

    His philosophy is "everything is in flux--or everything is always flowing." He believes that everything in this world is always changing. One thing that never changes is the changes itself. Pardon me for this long comment.

    Procrastination is good thing but sometimes it could be bad too--if you keep doing it. Hahaha. Well, at least you've managed to survive end-of-semester-stress. Hope you will get good grades for this semester! :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai, kamu! hahaha terima kasih ya selalu mampir di postingan gue. Selamat liburan ya :) atau kalau gak liburan, semangatlah dalam apapun yang lo lakukan karna gak ada manfaat yang bs lu ambil kalau melakukan sesuatu dengan bersungut-sungut hehehe

      Delete
    2. Hahaha thanks for the reminder! Will do everything heartily even sometimes things getting difficult. Happy holiday for you, hope you'll enjoy your holiday and learn something new. :)

      Delete