Gondok deh kalo tinggal di Jakarta. Karena terlalu banyak orang tidak tahu sopan santun. Saya mungkin agak kasar dalam menyampaikan kesubjektifan pemikiran saya. Akan tetapi, betullah apa yang saya katakan. Mungkin anda juga pernah memikirkan hal ini.
Orang melanggar lampu lalu lintas zaman sekarang dengan tampang innocent dan merasa diri melakukan hal yang wajar. Parah sekali bukan? Padahal di negara yang maju, orang melanggar norma sedikit saja, malu bukan main.
Kejadian yang mendorong saya untuk menulis berawal saat saya sedang menunggu di halte bus t****. Halte penuh dengan manusia-manusia yang kusut wajahnya akibat terlalu lama menunggu. Mengantre dan mengantre. Tiba-tiba, ada seorang LAKI-LAKI menyerobot dan nyempil diantrean kira-kira 2 meter dari tempat saya berdiri. Badan sudah lelah disertai dengan udara yang pengap membuat saya sangat 'panas'. Apa orang tadi tidak merasa ada kesalahan pada otaknya sehingga mengambil hak yang tidak sepantasnya ia dapatkan seenak dengkul?
Saya kesal sekali. Saya hanya menatap penuh arti padanya jika ia menyadari hal itu. Orang tidak tahu malu itu lalu menoleh kanan-kiri kalau-kalau ada yang tidak suka dengan pelanggarannya. Banyak yang melihat, tapi tidak satupun orang menegur. Terlalu lelah dengan masalahnya sendiri, mungkin. Dan tahu apa yang lebih menyebalkan? Ia membuat orang lain ikut mengantre di belakangnya, membentuk barisan baru.Yang tadinya ada 2 jalur untuk orang lalu-lalang, jadi tinggal satu jalur yang sempit penuh desak. Betapa egois orang itu. Tidakkah dia tahu semua orang juga ingin cepat sampai di tempat yang dituju?
Akhirnya, saya keluar dari halte bertampang muram dan pulang dengan bajaj. Sesampai di rumah, saya bercerita tentang kekesalan saya. Tahu apa reaksi mama saya? Kira-kira ia berkata "Yah... Itu mah udah biasa, Jes!". Saya cukup kaget dan kecewa mendengar pernyataan itu. Ternyata tidak jarang orang merebut hak orang lain di halte bus. Walaupun ada juga orang yang memiliki toleransi tinggi terhadap sesama di dalam halte yang sama.
Katanya sudah merdeka
Akan tetapi tetap memiliki pemikiran budak
Katanya orang beradab
Akan tetapi tidak mau me'manusia'kan orang lain
Katanya merayakan hari pahlawan kamis lalu
Akan tetapi tidak menyadari pentingnya jasa pahlawan (terbukti dari perilaku masyarakat sekarang)
Perlu waktu yang lama untuk menyadarinya. Saya juga paham akan hal tersebut. Namun, kenapa ada beberapa orang yang sedari dulu sadar dan berpikir maju sedangkan banyak juga orang tetap berpikir di bawah? Karena ada kemauan untuk berubah. Kemauan dan tujuan akan mementukan arah hidup dan perilaku bersosialisasi, mulai dari hal sepele (mengantre) sampai hal besar (jujur dan konsisten dalam mengerjakan sesuatu).
No comments:
Post a Comment