14 December 2011

Karawang-Bekasi Part 2

Berhubung Sabtu 2 minggu lalu gue ke tambak lagi, untuk kedua kalinya, saya ingin mengabadikan momen penting saya ini (hihi) lewat tulisan (applause).

Pagi itu banyak banget setan yang ada di mobil saya, yang membuat saya dan papa saya ingin sekali pulang dan pergi tidur. Cuaca begitu mendukung, gelap tak gelap alias mendung. Kami sudah membayangkan kasur empuk dengan AC nyentrong. Ckck. Enak sekali.

Namun, papa tetap ingin pergi. Sesampai di sana, masih siang, sekitar pukul 2 siang. Siang itu tidak seperti biasa karena suasana nya seperti sedang pukul setengah lima sore. Nyamuk belom ganas menggerogoti kaki saya dan papa saya. Kami melihat-lihat ikan yang ketika itu sedang diberi makan.

Lalu, dari kejauhan saya melihat begitu banyak burung putih yang terbang rendah di sekitar tambak sebelah yang jaraknya tidak jauh dari tempat saya jongkok. Rasanya pengen ditangkap saya dengan jemari-jemari saya. Saya begitu penasaran. Lalu, papa saya mengajak saya ke tambak itu. Sayangnya, tepat saat saya sampai di tambak tersebut, kumpulan burung itu terbang menjauh. Kata bapak penjaga sih bakal balik lagi ke sana untuk mencari makanan dari sisa-sisa isi tambak (ikan udah dipanen). Saya tidak berniat menunggu burung-burung itu menghampiri saya, jadi saya balik ke tambak ikan. Di jalanan banyak sekali tahi kambing. Sekarang saya tau, tahi kambing tuh kecil-kecil kaya biji congklak yang plastik warna ijo tua :P.

Bapak penjaga (Pak Agus) ini punya teman main, seekor anjing bernama Coki. Lucu sekali anjingnya, walaupun ga sebagus anjing orang-orang kaya dengan perawatan penuh. Wajah Coki tuh segar dan berseri-seri (loh?). Sebelumnya, saat saya melihat-melihat ikan di tambak, Coki sedang sibuk bermain dengan burung-burung di tambak sebelah. Dia takut dengan orang baru, seperti saya. Saat saya mencoba bermain dengannya, Coki langsung berlari menjauh. Namun, tetap melihat ke arah saya, seperti ingin berbicara 'Ayo kejar aku lagi dong!'. Hehehe
Ini nih yang namanya Coki
 Papa sedang asik berbicara dengan Pak Joko (orang yang sangat membantu papa saya memulai usaha tambak). Saya mengantuk sekali. Mungkin karena melihat saya dengan muka melas campur ngantuk, Pak Joko mengajak kami mancing di tambak. Dengan berbekal alat pancing sederhana, kami berhasil menangkap 6 ikan bandeng. Dan salah satunya adalah ikan tangkapan saya! Trus langsung dibakar setelah dibuang jeroannya. Jijik  karena ga dicuci dengan bersih dan ga pake bumbu, masih ada darahnya lagi. Untu Ga tega sih pas bunuh ikannya, dipatahin lehernya atau banting-banting di tanah. Tapi ga bisa saya pungkiri bahwa nangkep ikan pake tangan sendiri itu memang seru. Jadi pengen coba mancing beneran nih!!!!!!!
Orang yang ada di belakang itulah yang bernama Pak Joko.
 Pas mau pulang, gue liat sekawanan burung terbang beramai-ramai. Bagus deh. Coba bisa terbang. Gue ikutin tuh burung-burung. Abis tuh, makan mangga di warung kecil. Dan yang paling ga ngenakin adalah dimana sutu kondisi luy ngeliatin kaki lu penuh dengan nyamuk jelek dan lu ga bisa nepok tuh nyamuk. Nah.. itulah kondisi gue pas lagi asik-asik makan mangga. Nyamuk itu tough banget, uda gue goyang-goyangin kaki gue, tetap ga beranjak. Gila banget.
Lagi ngejar bebek yang nakal


 Saat jalan pulang, gue liat bebek digiring penggembala ke sungai. Jumlahnya buanyak banget. Lucu banget.

Dan hal terakhir yang ingin gue katakan sebelum gue klik 'post' adalah kota Karawang dan Rengasrengklok merupakan kota yang tertib banget. Cara mereka mengendarai kendaraannya bikin melongo mulut menganga. Lampu lalu lintas gada yang ngelanggar, dikit banget yang ngelanggar. Motor juga berhenti sebelum zebra cross (garis putih tebal itu loh). Beda sama Jakarta yang ga kebanyakan orang ga bisa bedain warna ijo ama merah tanda berenti.

Cukup sekian dari saya.
Terima kasih.
Semoga Anda tidak mengantuk dan bosan membacanya.
güle güle (bahasa Turki, arti: dadah!)

No comments:

Post a Comment